logo Jumat, 20 September 2024

EVALUASI KEGIATAN UJI PROGENY SAPI PERAH NASIONAL DAN PERSIAPAN LAUNCHING PROVEN BULL PERIODE IIB

Terakhir Diperbaharui pada : Jum'at, 20 September 2024 ~ Dilihat 1456 Kali


Usaha peternakan sapi perah dapat ditingkatkan melalui penyediaan bibit sapi perah betina dan jantan yang berkualitas. Dalam memilih benih/semen beku pejantan harus dijamin kualitasnya agar dapat menghasilkan anak sapi betina yang mempunyai potensi produksi semakin meningkat. Jaminan ini hanya dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan Uji Zuriat atau uji keturunan, yang secara Nasional kegiatan pengujian ini telah menetapkan 8 ekor pejantan sapi perah tropical Indonesia (Indonesian Tropical Dairy Bull) dan di-launching pada tahun 2011 sebanyak 4 ekor dan tahun 2012 sebanyak 4 ekor, dan telah menghasilkan semen beku yang cukup untuk memenuhi keperluan inseminasi buatan sapi perah milik masyarakat/Koperasi/Swasta maupun milik pemerintah.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

  1. Melaksanakan rekruitmen Calon Pejantan Unggul (CPU) Sapi Perah Tingkat Nasional
  2. Menentukan Candidat pejantan unggul untuk diuji Progeny dan memproduksi serta mengedarkan semen bekunya untuk pengujian
  3. Menginventarisir sapi betina untuk mengikuti Kegiatan Uji Zuriat
  4. Memantau pembesaran pedet betina keturunan semen progeny hingga mencapai umur siap untuk di IB
  5. Meningkatkan manajemen sistem rekording sapi perah
  6. Menghasilkan dan meningkatkan mutu bibit sapi perah

2. Tujuan

Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas genetik pejantan sapi perah Indonesia yang adaptif dengan kondisi agroklimat di Indonesia sekaligus upaya mengurangi ketergantungan pada pejantan unggul impor.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Kegiatan Inseminasi Buatan dan Anak Betina yang Melahirkan

Inventarisasi jumlah induk sapi perah yang diinseminasi dengan semen beku 3 (tiga) ekor Candidat Bull, jumlah semen beku dan jumlah induk yang melahirkan serta anak betina Candidat Bull yang dapat diinseminasi dan melahirkan.

2. Kesehatan Reproduksi Ternak Betina

Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara berkala oleh Tim Uji Progeny Sapi Perah Tk. pusat dan daerah diperoleh jenis kasus reproduksi.

D. POTENSI GENETIK PEJANTAN UNGGUL SAPI PERAH NASIONAL

1. Komisi Ahli/Pertimbangan Kegiatan Uji Zuriat Sapi

Perah Nasional telah melakukan analisis terhadap rataan produksi susu DC dari tiga CPU periode IIB berdasar

rangkingnya adalah :

  1. Rangking I: Goldsy/30676 dengan rataan potensi produksi 5745,25 ± 1031,7 Kg (data dari 31 ekor daughter cow keturunannya).
  2. Rangking II: Fervenfil/30693 dengan rataan potensi produksi 5053,88 ± 1264 Kg (data dari 36 ekor daughter cow keturunannya),
  3. Rangking III: Fortuner/30695 dengan rataan potensi produksi 4667,35 ± 1276 Kg (data dari 77 ekor daughter cow keturunannya),

Hasil tersebut diperoleh dari membadingkannya dengan produksi sapi perah pembandingnya (metode Contenporary Comparison), yang menunjukan juga rataan produksi pejantan yang diuji lebih tinggi dibanding dengan pembandingnya, yaitu Fortuner/30695 sebesar 121,69 kg, Fervenfil/30693 sebesar 299,91 kg dan Goldsy/30676 sebesar 931,47 kg.

 

2. Produksi susu tertinggi anak betina pejantan yang diuji atau Daughter Cow (DC) pada laktasi I sebanyak 5.964 kg (19 – 20 liter/ hari), atau setara dengan 8.534 kg/305 hr ME (pendugaan produksi susu jika umur sapi betina tersebut telah mencapai laktasi III).

3. Pejantan hasil Uji Progeny Sapi Perah Nasional periode II B ini telah meningkatkan produksi susu Daughter Cow (DC) sebesar 13% dari prestasi produksi susu sapi betina DC keturunan saudara tirinya, yaitu Farrel/30686 dan Filmore/30687. Peningkatan ini telah menyebabkan bergesernya kurva rataan produksi susu ke arah kanan dengan rataan produksi susu sebesar 12,8 liter/ekor/hari.

4. Produksi susu daughter cow keturunan pejantan hasil uji progeny sapi perah Nasional berdampak terhadap kenaikan susu di setiap propinsi pelaksana kegiatan uji progeny sapi perah nasional, yaitu di Jawa Barat sebesar 14,34 %, Jawa Tengah sebesar 15 % (tidak menyertakan produksi susu sapi perah di BBPTU-HPT Baturraden dan Jawa Timur sebesar 12 %, (termasuk eks impor di Tulung Agung yang produksinya cukup tinggi).

5. Peningkatan produksi susu dapat mencapai 10 – 20% per generasi sedangkan di luar negeri hanya berkisar 1-2% per generasi.

6. Dampak akumulasi kegiatan uji zuriat nasional dari periode I sampai periode IIB telah berkontribusi dalam penyebaran keturunan sapi perah Holstein nasional dari produksi 10,8 liter/ekor/hari 305 hari laktasi) pada tahun 2004 menjadi 12,8 liter/ekor/hari (305 hari laktasi) pada tahun 2015. Sedangkan di kelompok ternak yang digunakan untuk uji zuriat, rataan produksi susu yang dicapai dalam laktasi pertama sebanyak 15,7 liter/ekor/hari (305 hari laktasi).

7. Rangking pejantan hasil pengujian belum akan mencerminkan pemakaian semen beku pejantan tersebut oleh masyarakat. Hal ini ada hubungannya dengan prestasi produksi susu di lokasi tertentu, sebagai contoh Ferventfill/ 30693 produksi terbaiknya dicapai di daerahpengujian Jawa Tengah, Goldsy/30667 lebih disukai di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.

 

Penulis : Ir. Supraptono / Kasie Yantek Produksi Semen

Artikel-umum Bib-lembang Informasi