logo Jumat, 20 September 2024

Penerapan Teknologi IB Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Ternak Ruminansia Kecil

Terakhir Diperbaharui pada : Jum'at, 20 September 2024 ~ Dilihat 376 Kali


Oleh : Tati Susnawati

Indonesia merupakan  negara yang mempunyai luas wilayah terbesar di Asia Tenggara. Jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 273 juta jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5% per tahun. Dengan kondisi demografi seperti ini, maka pemenuhan kebutuhan pangan yang memadai merupakan salah satu yang harus segera diatasi sehingga keberhasilan ketahanan pangan nasional dapat terpenuhi.

Sektor peternakan sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Sektor peternakan merupakan sektor yang mampu menyediakan kebutuhan protein hewani, yang berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Produk peternakan seperti daging, telur, dan susu memiliki kandungan nutrisi dengan komposisi asam amino esensial yang penting dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dan sehat.

Mempertimbangkan kepemilikan lahan petani peternak yang sempit yaitu sekitar kurang dari 0,5 ha, maka ternak ruminansia kecil (domba dan kambing) sangat potensial dikembangkan di Indonesia. Selain berfungsi sebagai sumber protein hewani, ternak ruminansia kecil mempunyai keunggulan diantaranya mempunyai produktivitas tinggi karena sering beranak lebih dari satu ekor, perputarannya cepat serta mudah dalam pemeliharaan. Pengembangan ternak ruminansia kecil diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani peternak serta membantu penyediaan protein hewani asal ternak.

 Ternak domba termasuk ke dalam genus Ovis sedangkan kambing termasuk ke dalam genus Capra. Ternak domba dan kambing merupakan jenis ternak yang sudah lama dikenal dan diternakkan oleh masyarakat Indonesia. Keunggulan ternak domba dan kambing adalah :

  1. Mudah dipelihara dan volume pakan yang dibutuhkan relatif sedikit dibandingkan dengan sapi
  2. Produksinya cepat karena umur kebuntingannya pendek dan dapat melahirkan lebih dari satu ekor dalam satu kelahiran
  3. Harganya relatif murah sehingga kebutuhan modal lebih terjangkau oleh peternak untuk dikembangkan
  4. Peluang pasar baik di dalam maupun di luar negeri masih terbuka luas.

Selain itu kelebihan ternak domba antara lain memiliki sifat suka hidup berkelompok sehingga mudah digembalakan, dan hasil ikutannya seperti bulu, kulit, dan kotoran setelah diolah bernilai ekonomi cukup tinggi. Diketahui kulit Domba Garut merupakan salah satu kulit yang memiliki kualitas terbaik di dunia. Pejantan Domba Garut yang menang dalam adu ketangkasan Domba Garut, memiliki nilai jual yang sangat tinggi mencapai puluhan juta rupiah.

Pemerintah telah menargetkan produksi penyediaan protein hewani sebesar 4,65 juta ton yang berasal dari berbagai hewan ternak seperti kambing kerbau, kambing, domba, ayam, itik dan babi. Di Indonesia, produksi daging domba dan kambing terhadap daging secara keseluruhan memberikan kontribusi sebesar 2,4%. Ternak domba dan kambing mempunyai pasar tersendiri khususnya ketika Hari Raya Idul Adha (Hari Raya Qurban) dan Aqiqah (pemotongan domba atau kambing saat seorang anak lahir).

Dalam pengembangbiakkan ternak ruminasia kecil, masalah utama yang menjadi kendala adalah terbatasnya pejantan unggul dan potensi reproduksi ternak betina yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Penerapan teknologi reproduksi seperti pengolahan semen, penyerentakan berahi dan inseminasi buatan (IB) merupakan alternatif tepat guna untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui teknologi reproduksi, semen yang diperoleh dari pejantan unggul dapat diolah sehingga lebih banyak jumlah domba betina yang dapat dibuahi dan meminimalkan pengaruh negatif pada domba jantan yang dijadikan sumber semen. Sebagai ilustrasi, pada perkawinan alami seekor pejantan hanya mampu membuahi 50 – 70 ekor ternak betina/tahun, sedangkan dengan inseminasi buatan, seekor pejantan mampu membuahi 5.000 – 10.000 ekor betina/tahun. Bahkan beberapa pejantan unggul diketahui telah menghasilkan 100.000 – 200.000 anak selama masa hidupnya.  

Sampai saat ini teknologi IB lebih banyak diaplikasikan pada ruminansia besar seperti sapi dan kerbau. Sedangkan pada ternak ruminansia kecil, teknologi ini belum banyak dikembangkan. Berdasarkan ilustrasi tersebut serta melihat potensi pengembangan dan permasalahan yang terjadi pada ternak ruminansia kecil, maka teknologi IB merupakan teknologi tepat guna yang cocok dikembangkan pada ternak ruminansia kecil di Indonesia.

Pemilihan teknologi reproduksi yang akan diterapkan tentu harus didasarkan pada kebutuhan, kondisi obyektif peternakan dan kemampuan finansial. Pada kondisi peternakan di Indonesia saat ini, penerapan IB secara luas dapat menjadi pilihan karena sesuai dengan kondisi obyektif peternakan secara umum.

Inseminasi buatan adalah metode atau teknik memasukkan semen (spermatozoa dan plasma semen) ke dalam alat kelamin betina dengan campur tangan manusia atau buatan. Teknologi ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi reproduksi yang dimiliki ternak jantan unggul.

Pada ternak ruminansia kecil seperti domba dan kambing, penerapan IB di tingkat petani peternak masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, seperti kesulitan teknis pelaksanaan IB dalam mendeposisikan semen sejauh mungkin di dalam cervix (seperti yang dilakukan pada ternak ruminansia besar) serta belum tersosialisasikannya teknologi IB dengan baik pada peternak ruminansia kecil di Indonesia.

Pada inseminasi buatan ternak ruminansia kecil, inseminator tidak dapat merogoh rectum untuk menuntun insemination gun melewati lumen cervix, seperti yang dilakukan pada ternak ruminansia besar. Keadaan ini menyebabkan keberhasilan kebuntingan pada IB domba dan kambing lebih rendah dibandingkan dengan sapi.

Guna meningkatkan keberhasilan angka kebuntingan hasil IB pada domba dan kambing dapat dilakukan dengan  beberapa cara antara lain dengan memperbaiki kualitas semen (cair dan beku), meningkatkan konsentrasi spermatozoa yang diinseminasikan, melakukan inseminasi tepat waktu, dan tentu harus ditopang oleh perbaikan manajemen peternakan secara keseluruhan.

KOMENTARI TULISAN INI